Motivasi-jiwa.blogspot.com,
Orang yang bermasalah adalah orang yang mengatakan,
"Saya tidak memiliki masalah!"
Setiap orang pasti memiliki masalah karena keterbatasannya sebagai manusia.
Ada 4 karakter orang ketika menghadapi sebuah masalah,
1. Si putus asa,
tipe orang yang sudah menyerah sebelum bertanding, hidupnya dipenuhi pesimisme dan jauh dari nilai-nilai positif, baginya hidup seperti sebuah kaset yang diputar berulang-ulang, monoton, dan ketika bertemu masalah karakter atau tipe seperti ini cenderung tidak memiliki solusi.
2. Si penyalah
Ketika masalah menghampiri maka baginya itu disebabkan oleh orang lain atau hal lain, menyalahkan orang lain atau lingkungan beserta sistem merupakan kegemaran tipe ini, tidak ada solusi yang muncul darinya, hanya hujatan dan kritik yang berlebihan.
3. Si burung onta
Sedikit lebih baik dari si putus asa, tipe burung onta lebih memilih tidak menghadapi masalah, si penghindar, orang dengan motivasi rendah. Baginya penyelesaian masalah adalah dengan menghindari dan bersembunyi di tempatnya yang nyaman dan aman. Karakter pengecut dan enggan bersosialisasi biasanya menjadi ciri orang-orang seperti ini.
4. Si pemecah kenari
Si pemecah masalah, penuh inovasi dan senang menghadapi tantangan, berusaha semaksimal mungkin menghadapi masalah dan mencari penyelesaian yang baik, meski berakhir dengan kondisi yang tidak diinginkan.
Orang-orang pemecah kenari berusaha mencari solusi dengan sistematis ataupun dengan cara sederhana, orientasi mereka terhadap proses dengan hasil yang maksimal.
Bagaimana dengan kita? apakah ketika masalah yang kita temui membuat kita menjadi si putus asa? atau justru kita menyalahkan orang lain, bahkan Tuhan? atau kita lebih "menyembunyikan kepala" kita seperti si burung onta, atau kah sebagai pemecah buah kenari yang keras namun ketika isi dari buah tersebut dapat kita manfaatkan? mari kita mulai dari sekarang dengan sebuah langkah mudah, mulailah menghadapi masalah dengan senyuman, pikirkan bahwa tanpa masalah, kualitas hidup kita tidak akan bertambah, karena pedang yang bagus adalah yang paling kuat dan lama ditempanya.
Salam Sukses
KATA BIJAK HARI INI...
Anonim
-----------------------------------------------------------------------
4 karakter pemecahan masalah, problem solving character
Posted by Super baby Labels: Kesuksesan, PerilakuKelalaian dalam melaksanakan tugas sering menimbulkan kekecewaan terutama bagi pihak yang dirugikan, bagaimana dengan anda, bila menghadapi bawahan yang sering lalai dalam tugasnya?
Pemimpin yang baik harus mengerti dan paham bagaimana cara menghadapi jenis-jenis kelalaian tersebut.
1. Kelalaian karena lemahnya kemampuan
Biasanya kelalaian seperti ini bukan karena kesengajaan ataupun keteledoran, tetapi karena kurangnya kemampuan dari si pelaksana, cara yang tepat adalah dengan menyampaikan secara jelas kekurangannya dan membantu meluruskannya dengan model bimbingan atau konseling. Harus dipastikan kemampuan dari si pelaksana semakin meningkat untuk menghindari kelalaian berulang.
2. Kelalaian karena lupa namun tidak sering (kecelakaan).
Bila kelalaian sangat jarang terjadi dan suatu saat terjadi bukan karena kurangnya kemampuan, maka tindakan yang perlu diambil adalah memperingatkan, namun tidak terus menerus tetapi sambil lalu agar si pelaksana tidak terlalu sibuk mencari-cari alasan yang akhirnya justru menimbulkan dendam kepada si pemimpin karena kelalaian seperti ini muncul bukan karena kemampuan ataupun kesengajaan tetapi hal-hal yang bersifat accident ( kecelakaan ).
3. Kelalaian yang sering dan berulang.
MEnghadapi kelalaian seperti ini, perlu diambil sikap yang menuntut tanggungjawab si pelaksana, dan harus diberikan perhatian penuh, agar kelalaian yang disengaja itu tidak berulang, di sini sudah harus diterapkan punishment ( hukuman ).
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu meluruskan kesalahan dan membatasi sikap menuntut pertanggungjawaban, tanpa melempar beban kesalahan kepada bawahannya.
Ketika meminta pertanggungjawaban dari sebuah kesalahan yang dilakukan bawahan, maka pemimpin harus memperhatikan dua hal:
Pertama; Mencari kebenaran sebelum pertanggungjawaban, karena terkadang kesalahan terlihat lebih besar dari bentuk aslinya, mencari kebenaran dapat memperjelas jenis dan bentuk kesalahan, sehingga penanganannya dapat tepat sasaran.
Kedua; Melupakan kesalahan masa lalu, siapa yang mau kesalahan masa lalunya terus diungkit? karena itu merupakan sebuah luka, agar tidak menjadi penghilang semangat bagi mereka yang telah melakukan kesalahan tersebut dari tindakan perbaikan diri.
Orang dengan sikap negatif selalu mengkritik,
Ada beberapa orang selalu mengkritik apa saja yang mereka temui, seakan-akan dimana saja berada segala hal tampak berseberangan dengannya. mereka akan selalu berada di posisi "oposisi", menjadi tandingan untuk segala hal.
memang kritik tetap diperlukan. Namun ketika setiap hal menjadi bahan untuk dikritik maka itu menjadi ciri orang negatif termasuk menunjukkan rendahnya EQ mereka. Mereka adalah kritikus karier.
Karakter orang negatif dalam mengkritik, mereka akan mengkritik seakan-akan memenangkan sebuah hadiah dalam kontes, mereka menemukan kesalahan pada setiap diri semua orang dalam situasi apapun. Kita sering menemui orang-orang seperti ini ( semoga kita tidak termasuk kedalamnya ), mereka mengatakan kepada semua orang betapa buruknya suatu hal dan menyalahkan seluruh dunia terhadap apa yang menimpa mereka.
Orang-orang seperti ini merupakan penghirup energi, mereka akan berusaha tampak santai dengan menenggelamkan diri bersama berpuluh-puluh cangkir kopi atau batangan rokok, namun apapun yang mereka lakukan justru semakin menimbulkan tekanan yang besar terhadap diri mereka sendiri dan orang-orang disekitar mereka, mereka menularkan pesan-pesan negatif seperti wabah penyakit dan menjadikan lingkungan yang lembab menyuburkan tumbuhnya jamur-jamur perasaan negatif.
Orang negatif cenderung pesimis dengan sikapnya :
- menghabiskan kebanyakan hidupnya dengan mengeluh
- mencari yang retak dari cermin kehidupan
- tidak melihat donatnya tapi lubangnya
- memikirkan resiko daripada manfaat
- mengharapkan hal-hal buruk bahkan menciptakannya
- melihat usaha orang lain yang separuh sukses adalah separuh kegagalan
- membuat seribu alasan untuk sebuah tindakan yang sebenarnya mudah untuk dilakukan
- akan berkata " itu hanya kebetulan" ketika kesuksesan digapai oleh orang lain
- "Apa saya bilang..." itu kata mereka ketika kegagalan menimpa orang lain
Sebenarnya apakah yang menarik dari cerita tersebut, mungkin bagi yang belum pernah membaca novelnya juga belum melihat filmnya akan bertanya-tanya, jawabannya ya silahkan lihat filmnya.
Ada begitu banyak pelajaran yang diberikan oleh kisah Laskar Pelangi ini, sebuah kisah motivasi yang luar biasa, yaitu bagaimana cerita mengenai sebuah kekurangan menjadi sebuah peluang menuju sebuah kesuksesan.
Cerita masa lalu penulis novel itu yang mengilhaminya dan memotivasinya untuk menjadi "orang luar biasa" seperti istilah from zero to hero.
Kita lihat bagaimana semangat guru-guru SD Muhammadiyah Gentong Belitong dengan keterbatasan yang ada namun semangat dan motivasi mereka untuk tetap menjadikan SD tersebut sebagai sarana pendidikan budi pekerti bagi siswa-siswanya.
Kekurangan Harun yang memiliki keterbelakangan mental justru menyelamatkan sekolah tersebut dari penutupan, terkadang sebuah kekurangan menjadikan sesuatu menjadi sempurna.
Ketika acara Festival Kemerdekaan, dengan keterbatasan yang ada justru membuat mereka menjadi lebih kreatif dan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, disinilah kita dituntut melihat positif sebuah kekurangan ataupun sebuah kesulitan menjadi pelecut kita, melatih kita untuk menjadikannya sebuah jalan menuju kesuksesan.
Begitu banyak kisah inspiratif yang terkandung di dalam cerita Laskar Pelangi, menjadikannya sebuah tontonan yang "layak dikonsumsi" ditengah perfilman kita yang dipenuhi seks dan mistik serta glamouritas.
Meskipun tidak semua isi novel tersebut tertuang di Film layar lebarnya, namun isi dari film itu mampu menggugah kita semua bahwa berpikir positif dan motivasi yang tinggi merupakan modal awal dari sebuah perjuangan karena dengannya segala rintangan dan kekurangan akan berubah menjadi sebuah jalan menuju kesuksesan.
Salut untuk Andre Hirata!
Oleh: Muhammad Nuh
Dakwatuna.com - Hidup sebagai sesuatu kadang seperti tulisan spanduk yang terikat di antara dua tiang. Hujan, panas, dan tangan-tangan usil bisa melunturkan keberadaan tulisan. Warna menjadi kabur, dan tulisan pun mulai luntur. Seperti itu pula mungkin ketika seseorang hidup sebagai muslim.
Tak ada iman tanpa ujian. Kalimat itulah yang mesti dipegang seorang mukmin dalam mengarungi hidup. Susah senang adalah di antara ruang-ruang kehidupan di mana seorang mukmin diuji keimanannya. Ada yang lulus. Ada juga yang mesti mengulang.
Mereka yang berguguran dalam perjuangan Islam adalah di antara yang mesti mengulang. Waktu memberikan mereka peluang untuk bangkit di lain kesempatan.
Rasulullah saw. bersabda, “Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang keluar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang keluar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Athabrani)
Ujian perjalanan keimanan seseorang tidak selalu pada hal besar. Bisa jadi terselip dalam kehidupan sehari-hari. Ada ujian tubuh yang rentan sakit. Ada rezeki yang muncul dalam tetesan kecil. Kadang ada, tapi kebanyakan tidak ada. Hidup menjadi sangat susah.
Inilah ujian sehari-hari yang bisa menentukan seperti apa mutu seorang mukmin. Kalau hasil ujian menunjuk titik sabar, rezeki yang sedikit menjadi berkah. Sedikit, tapi punya mutu istimewa.
Seperti itulah yang pernah diungkapkan Rasulullah saw. pada beberapa sahabat. “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dengan rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridha dengan bagian yang diterimanya, maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridha dengan pemberian-Nya, maka Allah tidak akan memberinya berkah.” (HR. Ahmad)
Ujian seperti itu memang terkesan sederhana. Mudah. Tapi, akan beda pada dunia nyata. Rezeki yang terasa kurang akan berdampak pada sisi lain: gizi keluarga, pendidikan anak, mobilitas gerak, dana dakwah, dan sebagainya. Belum lagi soal status sosial di tengah masyarakat. Sulit mengajak orang kembali pada Islam kalau status sosial si pengajak kurang dianggap.
Ujian rezeki yang terkesan sederhana, ternyata memang berat. Kalau saja bukan karena kasih sayang Allah swt., seorang mukmin hanya akan berputar-putar pada masalah diri dan keluarganya. Kapan ia akan berjuang. Bagaimana ia berdaya mengangkat beban umat yang begitu berat: masalah kebodohan, perpecahan, bahkan kemiskinan umat.
Jika merujuk pada pengalaman Rasul dan para sahabat, kenyataan hidup memang tidak begitu beda. Sedikit di antara hamba-hamba Allah di masa itu yang kaya. Termasuk Rasul sendiri. Beliau dikenal yatim yang berbisnis pada usaha pamannya, Abu Thalib. Begitu pun para sahabat yang sebagian besar berstatus budak dan buruh. Apa yang bisa dilakukan pada kelompok seperti itu.
Itulah yang pernah dialami Nabi Nuh dan para aktivis di sekitarnya. Mereka dianggap hina karena status sosial yang rendah. Allah swt. menggambarkan keadaan itu dalam surah Hud ayat 27. “Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja. Dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami. Bahkan, kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.”
Namun, sejarah memberikan pelajaran berharga. Para pejuang teladan yang dianggap punya status sosial rendah itu mampu memberikan bukti. Bahwa, kekayaan bukan penentu sukses-tidaknya sebuah perjuangan. Ada hal lain yang jauh lebih penting sebagai energi utama. Energi utama itu tersimpan dalam kekuatan ruhiyah yang tinggi.
Rasulullah saw. mengungkapkan itu dalam sebuah sabdanya. “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlan pertolongan Allah. Jangan lemah semangat (putus asa). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, ‘Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu.’ Tetapi, katakanlah, ‘Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya.” Ketahuilah, sesungguhnya ucapan ‘andaikan’ dan ‘jikalau’ hanya membuka peluang bagi karya setan.” (HR. Muslim)
Kenyataannya, energi yang dimiliki para pejuang Islam dari masa ke masa ada dalam ruhani mereka. Mereka begitu dekat dengan Yang Maha Kuat, Allah swt. Siang mereka seperti pendekar yang menggempur musuh dengan gagah berani. Tapi malam, mereka kerap menangis dalam hamparan sajadah karena hanyut dalam zikrullah. Hati mereka begitu terpaut dalam kasih sayang Allah swt.
Suatu kali Rasulullah saw. meminta Ibnu Mas’ud membaca Alquran. Ibnu Mas’ud agak kaget. “Bagaimana mungkin saya membacakan pada Anda Alquran, padahal ia datang melalui Anda?” Rasulullah saw. pun meminta Ibnu Mas’ud untuk membaca. Dan sahabat Rasul itu pun membaca surah An-Nisa.
Satu demi satu ayat dalam surah An-Nisa itu dibaca Ibnu Mas’ud. Hingga pada ayat ke-41. Rasul pun menangis. Tangisnya begitu jelas, hingga Ibnu Mas’ud menghentikan bacaannya. Ayat ke-41 itu berbunyi, “Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”
Itulah energi yang begitu kuat. Sebuah kekuatan yang bisa memupus keraguan, kemalasan, dan rasa takut. Sebuah kekuatan yang bisa mengecilkan bentuk ujian hidup apa pun. Termasuk, ujian kemiskinan
Sumber : www.dakwatuna.com
Sebuah kisah inspiratif, tentang peraih tiga mendali emas Olimpiade dan menjadi wanita tercepat di Olimpiade 1960.
Wilma Rudolph, dilahirkan di Tenessee, sebagai sebuah keluarga miskin. Ia terserang penyakit radang paru-paru dan demam tinggi yang mengakibatkan kelumpuhan karena polio.
Ia harus menggunakan penyanggah agar dapat berjalan, dan dokter mematikan semangatnya dengan mengatakan bahwa kakinya takkan pernah bisa menjejak ke tanah.
Namun beruntung dia memiliki ibu yang begitu bersemangatnya memberikan motivasi bahwa ia akan mampu melaksanakan apapun yang ia inginkan.
"Saya akan menjadi orang tercepat di lintasan lari.."
Tekad Wilma begitu membaja, ia membuang tongkatnya dan dengan penuh kesabaran dan keyakinan ia mulai belajar melangkah, melanggar saran dokter yang memvonisnya.
Di usia yang ke 13 tahun, ia mulai mengikuti lomba lari untuk pertama kalinya.
Di usia 15 tahun, ia masuk ke Tennesse State University, disana dia bertemu dengan pelatih Ed Temple,"Saya ingin berlari dan menjadi yang tercepat di dunia"
"Dengan semangatmu tidak akan ada yang dapat mengehentikan kamu, saya akan membantumu" Ed temple begitu terkesima dengan semangat yang dimiliki oleh Wilma.
Tibalah hari ia mengikuti olimpiade, disana ia bertemu dengan seorang wanita, Jutta Heine pelari 100 m tak terkalahkan, namun justru itu memicu semangat wilam untuk mampu membuktikan dirinya, ia mendapatkan medali emas pertamanya di lomba 100 M!
Di kelas 200 m ia kembali mengalahkan Jutta Heine dan merebut medali emasnya yang kedua!
TIba di kelas 400 m estafet, ia sebagai pelari tercepat ditempatkan pada putaran terakhir, ketika tiba giliran Wilma, ia menjatuhkan tongkatnya! ia melihat Jutta di lintasan lain telah melesat! namun dengan semangat ia memungut tongkatnya dan berlari secepat yang ia bisa dan ia mampu mengalahkan Jutta untuk yang ketiga kalinya! dan ia menjadi wanita tercepat di Olimpiade 1960!
Sebuah pelajaran berharga bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah, akan selalu ada rintangan dan tantangan.
Tetapi bukan rintangan yang menghalangi kita, tetapi pikiran kitalah yang terkadang membatasi kita.
Jadi mulailah berpikir sukses, dan maju menghadapi segala kekurangan dan rintangan jadikan kemalangan anda menjadi peluang. SAlam Sukses!
Pernahkah kita baik disengaja atau tidak kita pernah bahkan sering mengajarkan anak-anak kita menipu, sebuah latihan berbohong yang terkadang tanpa kita sadari telah membentuk karakter dari buah hati kita..
"Maaf nggak ada receh" kata-kata itu mungkin pernah kita lontarkan ketika kita sedang kesal dengan pengamen dan tidak ingin memberi, padahal anak kita melihat dengan jelas kalau di laci mobil atau rumah tersedia uang receh. INI LATIHAN BERBOHONG! seharusnya berikan saja, 100 atau 500 rupiah dibandingkan nilai yang akan kita tanamkan kepada mereka, itu tidak ada ruginya sama sekali.
"Ayo sayang, sekali lagi.terakhir nih..." ketika anak kita sulit makan kita sering memaksa dengan mengatakan bahwa cuma sekali lagi atau terakhir, tapi itu berlanjut berkali-kali sampai suapan terakhir. INI LATIHAN BERBOHONG! mendidik anak untuk tidak komitmen, carilah cara lain seperti memberikan semangat atau rangsangan / pujian.
"Nggak apa-apa cuma diperiksa kok.." nyatanya sang anak disuntik dan ia menangis keras, selain sakit ia merasa dibohongi dan ia sekali lagi mempelajari LATIHAN BERBOHONG! katakan bahwa ia akan disuntik dan itu akan terasa sakit dan sampaikan jika ingin menangis, menagis saja.
"Ayah belum ada uang." itulah alasan yang kita berikan ketika si kecil merengek meminta mainannnya, padahal saat itu ia melihat bahwa di kantong ayahnya tersimpan uang, kecuali memang saat itu tidak membawa uang, katakan saja bahwa uang itu untuk membeli keperluan lain yang lebih penting, atau jumlahnya tidak mencukupi untuk membeli mainannya ( benar-benar kurang ), meskipun sang anak akhirnya tetap menangis setidaknya kita tidak melatihnya untuk BERBOHONG.
Latihan berbohong ini tanpa kita sadari kita berikan kepada anak-anak kita, sehingga karakternya terbentuk menjadi ahli berdalih, tidak komitmen, dan jangan heran ketika kita meminta atau menyuruh sesuatu kepada mereka, mereka dengan ahlinya menghindar atau memberikan berbagai alasan bohong lainnya untuk tidak mengerjakan hal tersebut, karena sesungguhnya kitalah yang mencontohkannya.
Semoga kita dapat membentuk anak kita dan menjadikannya generasi yang terbaik bagi agama dan bangsa ini...
Di saat panas terik sekalipun sebuah kaca pembesar tidak akan mampu membakar selembar kertas tipis dan kering jika kita yang memegang kaca pembesar tersebut terus menggerakkan kaca tersebut, tetapi jika kita fokus maka tak akan lama kertas tersebut akan dengan mudah terbakar habis. Itulah sebuah kekuatan kosentrasi dan fokus dalam tujuan.
Ada seorang laki-laki berjalan dan bertemu sebuah persimpangan lalu ia bertanya kepada orang yang ada di sana "Kemanakah janlan ini mengarah?" lalu orang tersebut bertanya "Tuan hendak kemana?"
"SAya tidak tahu.."
"Oh kalau begitu ambil jalan yang mana saja, toh tidak ada bedanya..?
Ketika kita bergerak tanpa tujuan maka jalan apapun menjadi tidak berarti, maka tujuan hidup merupakan sesuatu yang amat penting karena dari sanalah setiap langkah dan rencana kita susun untuk mencapai tujuan tersebut.
Tidak mungkin bagi kita berangkat naik kereta lalu ditanya tidak tahu jurusan yang akan kita tuju, demikian juga dengan hidup, tujuan menggerakkan kita, memotivasi kita, menjadi setiap langkah hidup kita lebih ringan dan penuh semangat menuju tujuan hidup kita. fokus dengan tujuan dan mempersiapkan untuk hal itu merupakan salah satu kunci sukses dalam hidup kita, lalu apa tujuan hidup anda? jawabannya akan menetukan kesuksesan anda...
Mulailah menetapkan tujuan hidup kita dan jalani hidup dengan gembira..
View Random Post
Malam itu, pulang dari shift malam, sekitar jam 11 malam.
Keinginan untuk segera sampai ke rumah membuatku memacu motorku dengan kencangnya.
Namun tiba-tiba aku dikejutkan dengan munculnya cahaya lampu putih motor didepan-ku, secara reflek segera kuinjak rem motor-untung tidak terjatuh!!. namun aku cukup kaget bercampur kesal, karena ternyata motor yang kukira bergerak menujuku ternyata lampu rem sebuah motor-yang kebetulan lampu malamnya koit- berwarna putih karena mika lampunya diganti oleh empu-nya menjadi putih!
Mungkin kita sering menjumpai banyak motor yang di"modifikasi", ada yang di"ceper"-in, dijangkungin, digendutin, dikurusin, atawa lain sebagainya.
Atas nama kreatifitas dan "kepuasan" berbagai cara dilakukan dengan tidak mengeluarkan biaya yang sedikit bahkan jutaa-n rupiah keluar, tentunya tidak ada masalah dengan hal tersebut selama masih dalam batasan standar dan tidak mengganggu atau membahayakan.
Seperti kasus diatas, terkadang modifikasi tersebut tidak memikirkan efek bagi orang lain, lampu rem yang diubah menjadi putih selain tidak memenuhi standar keselamatan juga sangat mengganggu orang yang berada di belakangnya.
Mungkin sebagian kita masih mengganggap itu adalah hal yang keren, cool, atau kita tidak peduli sama sekali, tetapi perlu diingat bahwa hal tersebut dapat mencelakaan orang lain.
Ketika tindakan yang kita lakukan membuat orang lain tidak nyaman dan kita tidak peduli dengan hal tersebut maka ada penyakit dalam hati kita, yang mana salah satu penyebab penghalang sebuah kesuksesan. Karena ketika kita ingin dihargai oleh orang lain maka yang pertama kita lakukan adalah menghargai orang lain.
Banyak hal yang mungkin kita sadari atau tidak, seringkali tindakan kita membuat orang sekeliling kita menjadi tidak nyaman, maka sifat itu akan mendasari setiap tindakan kita sehingga kita menjadi sebuah pribadi yang tidak disukai, pribadi yang tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Seperti merokok di tempat umum dan tidak peduli dengan asapnya, mengubah knalpot bersuara meraung-raung yang membuat bangun bayi tetangga, atau mengirim e-mail spam yang membuat jengkel penerimanya.
So, mulai dari sekarang posisikan kita menjadi orang lain terhadap tindakan kita, sukakah kita? terganggukah kita? maka dengan cara tersebut kita mampu menjadi pribadi yang disukai dan tentunya sebuah kesuksesan akan dengan mudah kita gapai.
Tanpa merasa terrsinggung, atau sekurang-kurangnya tanpa menunjukkan bahwa dia tersinggung, dengan tenang Henri Ford menjawab,”Mungkin Anda benar bahwa saya memang bodoh. Itulah sebabnya saya memperkerjakan orang-orang yang pintar seperti anda untuk menjadi pembantu saya yang bodoh seperti ini.” Tak jelas apakah memang Henri Ford Bodoh; yang jelas ia bijaksana.
Banyak orang mudah terpancing emosinya gara-gara ucapan orang lain, padahal kata-kata dan ucapan orang lain tidak bisa merusakkan harga diri kita . Kitalah sebenarnya yang merusakkan harga diri kita dengan membiarkan kata-kata dan perbuatan orang lain mengganggu pikiran serta hidup kita. Celakanya, ada yang bahkan menyimpan hal ini hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan ada yang membawanya hingga ke liang kubur!
Buat Anda yang mudah merasa terluka, sensitif dan gampang terbangkitkan kemarahan serta kejengkelannya oleh sikap dan kata-kata orang lain, ingatlah prinsip berikut :
“ Jika ucapan itu tidak keluar dari pikiran saya, jika tidak keluar dari mulut saya, jika bukan dari sikap saya, atau jika bukan dari perilaku saya, jelaslah bahwa itu BUKAN SAYA!
Perhatikanlah konteks berikut ini. Misalnya ada atasan, yang karena kesalahan Anda tiba-tiba mengatakan,”Bodoh, Goblok, otak udang”, Perhatikanlah bahwa kata “Bodoh”, “Goblok”, dan “Otak Udang” itu keluar dari pikiran atasan Anda. Itu juga keluar dari mulut atasan Anda, kata-kata itu adalah hasil pikirannya sendiri. Anda samasekali tidak terlibat merumuskan bahwa Anda memang”Bodoh”, “Goblok” dan “Otak Udang”. Artinya hanya atasan Anda yang berkata demikian, tapi itu bukanlah diri Anda yang sebenarnya. Itu hanya pendapat atasan Anda. Itulah opininya. Dan hak dia untuk mengatakan demikian.
Tapi Anda punya hak lain, yakni hak untuk mengatakan bahwa karena itu keluar dari pikiran dan ucapan atasan Anda, Anda berhak menolak apa yang dikatakannya. Itu tidak keluar dari pikiran dan ucapan Anda sendiri, jadi itu BUKAN DIRI ANDA.
Sekarang mari kita coba praktekkan. Misalkan, Anda menyerahkan suatu pekerjaan kepada atasan Anda, lantas hasil kerja itu dilemparkan kepada Anda sambil berkata,” Ini mah sampah!Dasar Otak Sampah!”. Apakah yang harus Anda katakan?
Ingatlah, kata-kata orang lain tidak mungkin melukai Anda jika Anda tidak mengijinkannya. Sesungguhnya, Anda-lah yang memegang kendali atas dampak dari ucapan orang lain pada diri Anda. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa?!
Sesungguhnya Anda ibarat mempunyai suatu selubung yang menjadi perisai. Sebelum peluru-peluru yang berisi makian, kritikan serta hinaan masuk kedalam diri Anda , Anda-lah yang memutuskan apakah makian, kritikan, serta hinaan itu memang benar dan sepantasnya, atau sebaliknya. Karena itu, Anda-lah yang memutuskan apakah itu diterima atau ditolak.
Dengan demikian, jika ada orang yang mengatakan sesuatu yang tidak benar atau tidak tepat ataupun tidak Anda setujui, Anda berhak memutuskan untuk tidak memberikannya ijin masuk ke ruang selubung perisai itu dengan hanya berkata,”NO”.
Bahkan Kalaupun Anda terima, Anda pulalah yang memutuskan apakah itu akan membuat Anda depresi atau tetap biasa-biasa saja.
Jika Anda termasuk yang mudah tersinggung, kesimpulannnya ada tiga. Pertama, Anda terlalu peduli terhadap yang dikatakan orang. Kedua, bisa jadi Anda sendiri sebenarnya tidak mempunyai harga diri yang mantap. Dengan demikian Anda menjadi mudah tersinggung. Ketiga, Anda tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai mana yang tepat dan mana yang tidak tepat.
Setiap kali orang mengatakan sesuatu, misalkan sebuah kritikan, ujilah itu, jika tepat, katakan terima kasih dan mintalah untuk menjelaskan lebih detil kritikannya. Jika ternyata tidak katakan saja dalam hati,”Dia tidak paham. Dan saya tahu dia salah!”Anda tidak perlu membalasnya.
Di masa yang akan datang, sementara orang masih marah, jengkel, kecewa serta larut dalam duka yang dalam karena dikecewakan dan terhina, atau bahkan dendam dengan ucapan orang, Anda sudah melupakan kejadian seperti itu, bangkit serta bergerak mewujudkan hidup, kerja dan cita-cita yang Anda impikan. Betapa menyenangkan mengetahui bahwa hidup Anda ada dalam kendali Anda.
Be emotionally intelligent!!
Trims dan salut untuk buku sumber :
SMART EMOTION - volume 1 : Membangun kecerdasan emosi
Anthony Dio Martin
PT GRAMEDIA Pustaka Utama,2006
1. Jangan mengkritik karyawan di hadapan orang lain.
Ini adalah pembunuh motivasi nomor satu. Jangan permalukan karyawan di hadapan orang lain. Meski anda mengatakan sesuatu yang menurut anda benar, namun mengkritiknya di depan umum, dapat melukai perasaannya. Kritik anda dapat meninggalkan bekas luka dalam yang mengubah motivasi menjadi sakit hati dan dendam berkepanjangan.
2. Jangan menghina/merendahkan karyawan.
Melontarkan kata-kata seperti, "bodoh", "goblok", atau kata-kata penuh hinaan lain adalah tindakan yang harus dihindari jauh-jauh. Berhati-hatilah dengan perkataan anda. Jangan sepelekan orang lain. Mereka takkan melakukan sesuatu yang anda inginkan dengan baik jika anda sendiri menganggap mereka tidak becus.
3. Jangan menganggap karyawan sebagai alat.
Sebagai manajer, anda memang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan. Namun, jika anda bersikap seolah-olah memperalat karyawan demi tujuan anda sendiri, anda akan kehilangan simpati dan motivasi karyawan untuk mau bekerja pada anda. Libatkan karyawan pada tujuan bersama. Tunjukkan bahwa anda bersama mereka sedang mencapai tujuan demi keberhasilan bersama.
4. Jangan berlaku tidak adil.
Adalah wajar jika anda senang pada karyawan-karyawan terbaik anda. Namun itu bukan alasan untuk berlaku tidak adil. Perlakuan diskriminatif mudah sekali menjatuhkan semangat seluruh karyawan. Terlebih lagi bila anda tak sadar sedang "dijilat" oleh karyawan yang anda sukai.
5. Jangan hanya memikirkan diri sendiri.
Bagaimana perasaan anda saat mendengar atasan membanggakan dan memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Anda mungkin merasa direndahkan secara tak langsung. Atau anda mungkin merasa atasan anda sedang mengambil keuntungan dari anda. Maka, itu pulalah yang dirasakan oleh karyawan anda jika anda hanya berpusat pada diri sendiri dan tak memberikan perhatian pada mereka.
6. Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Karyawan membutuhkan sebuah keputusan yang tegas, segera, namun bijaksana dari atasannya. Jika anda tampak bimbang dengan keputusan anda sendiri, karyawan akan merasa lebih bimbang lagi. Ini cepat sekali menjegal motivasi. Bukan hanya itu, mereka mungkin tak lagi mempercayai kemampuan diri mereka sendiri juga anda.
7. Jangan melemparkan tanggung jawab.
Tugas manajer adalah membimbing karyawan agar lebih baik dan berhasil. Salah satunya adalah dengan mendelegasikan wewenang. Tapi itu bukan berarti anda terlepas dari tanggung jawab atas tugas tersebut. Melemparkan tanggung jawab dapat meruntuhkan kepercayaan mereka pada anda sebagai seorang pemimpin. Di saat-saat sulit, tunjukkan tanggung jawab anda. Ini menumbuhkan hormat pada anda.
8. Jangan kaku, namun jangan turunkan standar kualitas anda.
Situasi tidak selalu berjalan sebagaimana diharapkan. Anda harus bersikap tegas, namun jangan diartikan sebagai sikap kaku. Terbuka dan terimalah masukan-masukan dari karyawan anda. Namun, anda tetap harus menjaga standar kualitas yang anda inginkan. Jika anda toleran terhadap sebuah kelemahan, anda menurunkan moral karyawan lain yang memiliki inisiatif tinggi.
9. Jangan menunjukkan ketidakpercayaan.
Kunci memotivasi orang adalah memberikan kepercayaan pada mereka. Sebaliknya, mematikan motivasi karyawan paling mudah dilakukan dengan mencabut kembali kepercayaan itu. Sepatah ucapan yang menunjukkan ketidakpercayaan sudah cukup untuk menyingkirkan motivasi mereka.
10. Jangan acuh tak acuh pada karyawan.
Jika anda ingin meruntuhkan motivasi karyawan, jangan berikan perhatian apa pun pada mereka. Jangan beri umpan balik. Jangan ingat kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka. Jangan berikan waktu bagi mereka untuk berbincang-bincang. Jauh lebih mudah mematahkan semangat, ketimbang membangunnya. Untuk itu, hindari hal-hal yang bisa membunuh motivasi karyawan. Dan itu, berarti menjaga tindakan anda sendiri.
Semoga bermanfaat!!
Have a positive day!
Kebanyakan bimbingan karir mengabaikan masalah bakat - seperti dalam pertanyaan, apakah Anda sudah berkecukupan untuk dibayar melakukan pekerjaan yang Anda senangi? Karena jawabannya terkadang tidak, jadi kita lebih sering menghidari masalah ini. Tetapi mengabaikan untuk menaksir bakat Anda bukanlah strategi yang benar.
Berita baiknya adalah bahwa kebanyakan profesi atau pekerjaan, bahkan yang paling menarik sekalipun, dapat diakses asalkan Anda bersedia untuk bekerja keras. Berita yang lebih baik lagi adalah biasanya bakat kita sama dengan apa yang menarik bagi kita.
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Peluang terbaik untuk menemukan bakat tersembunyi Anda adalah dengan menyelidiki bakat-bakat terdalam Anda, kemudian tumbuhkanlah kekuatan-kekuatan yang diakui di pasar.
Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ahli psikologi bisnis Timothy Butler dan James Waldroop dari Harvard menyimpulkan, "
Jika Anda memperhatikan minat terdalam Anda dan memikirkan bagaimana hal itu dapat dinyatakan dalam perilaku bisnis spesifik, maka Anda sudah menemukan unsur-unsur dari keputusan karir yang baik.
Ini adalah nasihat yang bijaksana tetapi belum tentu berlaku untuk sebagian kalangan, bahkan untuk kegiatan bisnis dalam pengertian yang seluas-luasnya. Mungkin Anda memiliki suatu hobi atau kegemaran yang secara tidak langsung dapat diterjemahkan menjadi sesuatu yang komersial, namun Anda tidak tahu bagaimana memulainya.
Gagasan 'do what you love, the money will follow' kelihatannya sangat cantik dan ideal untuk dijadikan sasaran, tetapi Anda tidak dapat mengandalkannya kalau Anda tidak berani mencobanya mulai saat ini. Kadangkala kita sering merasa minder hanya gara-gara bakat dan kemampuan kita 'belum mendapat pengakuan'.
Sadarilah bahwa pasar di luar
Berpikir menurut alur seperti ini akan membuat Anda bebas mempertimbangkan kehidupan ekonomi Anda sebagai bagian dari teka-teki multidimensional kehidupan yang sempurna. Jadi, mulai saat ini temukanlah sesuatu yang unik dari bagian diri Anda untuk dikembangkan menjadi suatu pilihan karir atau sumber pendapatan.
Berikut ini ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk menyelidiki bakat Anda:
1. Cobalah buat sebuah buku harian pekerjaan dan catatlah pada bidang apa sajakah Anda biasanya merasa cocok atau sering mendapatkan pujian untuk hal itu.
2. Tulis kekuatan-kekuatan yang Anda miliki di satu kolom dan buatlah verifikasi tentang mengapa itu menjadi kekuatan Anda di kolom lainnya. Setelah mencatat sekitar sepuluh kekuatan, tentukanlah priroritas kekuatan yang Anda miliki.
3. Sering-seringlah bertanya pada diri Anda sendiri tentang apa sajakah yang anda anggap sebagai prestasi atau kepandaian terbesar anda selama ini.
4. Lihat jenis-jenis kecerdasan/intelejensia di bawah ini dan renungkan mana yang terbaik yang anda miliki:
- Logis-matematis: anda senang menganalisis masalah dan berstrategi.
- Spatial: anda cenderung artistik, juga suka mengatur-atur obyek.
- Musikal: anda punya sensitifitas tinggi pada irama dan tempo.
- Linguistik: anda pandai bersilat lidah dan membawakan cerita.
- Interpersonal: anda mudah dan terampil dalam bersosialisasi.
- Bodily-kinesthetic: anda punya bakat olah tubuh yang luar biasa.
- Intrapersonal: anda mampu memahami dan merasakan diri sendiri.
- Naturalis: anda suka ke alam bebas dan berupaya melindunginya.
5. Minta pada kawan yang mengenal Anda dengan baik dan pertimbangannya selalu Anda dengarkan, untuk menyebutkan
6. Untuk suatu pandangan diri yang lebih lengkap dan obyektif, ajak sekelompok teman dekat untuk membicarakan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Apakah yang orang lain katakan sebagian cocok dengan bagaimana Anda melihat diri Anda?
Di akhir zaman ramai orang
Pergi Haji tiada pahala
Bahkan apa yang mereka dapat
Ialah dosa-dosa….
(Senandung NAsyid Nada Murni)
Seorang Laki-laki mengunjungi Bisyr Ibn al-Harits untuk berpamitan haji. Ia berkata,”Aku berniat pergi haji, adakah sesuatu yang hendak Anda perintahkan kepadaku untuk dikerjakan?”
“Berapa banyak yang Anda sediakan untuk bekal?” Tanya Bisyr.
“Dua Ribu dirham.”
“Apa yang menjadi tujuan Anda berangkat haji kali ini? Apakah karena zuhud terhadap dunia, atau untuk melepas kerinduan kepada Baitullah, ataukah demi meraih keridhaan-Nya?
“Demi meraih ridha ALLAH,” kata laki-laki itu mantap.
“sekiranya Anda dapat meraih keridhaan ALLAH, sementara anda tetap tinggal di rumah Anda, dengan menginfakkan dua ribu dirham dan anda merasa yakin akan meraihnya, apakah Anda bersedia melakukannya ?” Tanya Bisyr.
“Ya.”
“Kalau begitu, pergilah dan berikanlah uang Anda itu untuk menolong sepuluh jiwa; seorang yang terbebani hutang, agar ia membayar hutangnya dengan harta yang engkau berikan; seorang miskin, agar ia dapat memperbaiki keadaannya; seorang kepala keluarga yang dibebani banyak anak; dan seorang pengasuh anak yatim, agar dapat menggembirakan si yatim yang diasuhnya. Sekiranya hati anda cukup kuat untuk memberikan uang itu kepada satu orang saja diantara mereka lakukanlah! Sungguh perbuatan anda mendatangkan kegembiraan di hati seorang muslim, menolong orang yang dalam penderitaan, membantunya keluar dari kesusahannya dan menolong orang yang lemah; semua itu jauh lebih utama daripada ibadah haji seratus kali, setelah hajjatul Islam (haji yang diwajibkan sekali seumur hidup).”
Bisyr Ibn al-Harits kemudian berkata,” kini pergilah dan infakkan uang bekal anda itu, sebagaimana yang telah kuperintahkan kepada Anda. Atau kalau tidak ungkapkan isi hati Anda sekarang juga!.”
Laki-laki itu termenung sebentar, lalu berkata,” Wahai Abu Nashr (panggilan Bisyr Ibn al-Harits) niat kepergian berhaji tetap lebih kuat dalam hatiku.”
Mendengar jawaban itu, Bisyr tersenyum dan berkata kepadanya,”Memang apabila harta diperoleh melalui kotoran perdagangan atau syubhat, tertariklah hati untuk memenuhi keinginan hawa nafsu, dengan menampakkan dan menonjolkan amal-amal saleh (agar dapat diketahui oleh orang banyak). Sedangkan ALLAH SWT telah bersumpah demi diri-Nya sendiri, bahwa Ia tidak akan menerima amalan selain amalan orang-orang yang bertakwa.”
Seperti laki-laki yang datang menemui Bisyr Ibn al-Harits, banyak diantara kita yang berulangkali menunaikan ibadah haji setelah Hajjatul-Islam,padahal tidak ada alasan syar’i. mereka berangkat haji bukanlah mencari ridha ALLAH, tetapi hanya untuk mengobati jiwanya yang gersang. Mereka ingin mendapatkan pengalaman eksotis dengan menangis di tanah suci, lalu mengira bahwa yang demikian itu merupakan pencerahan ruhani. Mereka menghabiskan uang yang sangat besar jumlahnya, sementara banyak urusan kaum muslimin yang tidak bisa berjalan karena tak ada dana yang bisa menopang. Lebih mengenaskan lagi, ada yang menunaikan Hajjatul-Islam, tetapi sebenarnya mereka belum terkenai kewajiban. Mereka berangkat ke tanah suci, tetapi tangannya terkotori oleh harta yang sebenarnya merupakan hak dari orang-orang yang menjadi tanggungannya, misalnya orangtuanya yang miskin. Alhasil ia berangkat ke tanah suci dengan airmata, bukan karena haru, tetapi airmata kesedihan pengantarnya karena ada yang terbengkalai, tidak terurusi. Mereka inilah yang menangis di tanah suci, tetapi kembali dengan jiwa yang gersang dan hati yang kosong.
Saya teringat dengan Ibnu Mas’ud RA , sahabat Nabi SAW ini pernah berkata,”DI akhir zaman akan bertambah banyak orang pergi haji tanpa sebab tertentu. Perjalanan kesana sangat dimudahkan bagi mereka, dan rezeki mereka pun dilapangkan, namun mereka pulang dari sana dalam keadaan kosong dari pahala dan terlepas dari kebaikan, dan adakalanya seorang dari mereka diperosokkan oleh ontanya di padang pasir dan belantara, sementara tetangganya sendiri dalam kesusahan, tidak diberinya pertolongan.”
Membuka Jalan Kesurga, Menyempurnakan Nikmat Mmenuju Hidup Penuh Rahmat
Mohammad Fauzil Adhim
Pustaka Inti Oktober 2004
Alkisah di sebuah hutan tampak seekor kera kecil sedang memanjat pohon, tiba-tiba datanglah Angin Utara dan Angin Selatan. Angin Utara berkata" Lihatlah anak kera itu, marilah kita berlomba siapa yang dapat menjatuhkan anak kera itu dari pohon!"
"Oke mari kita coba!" Angin Selatan menjawab.
Angin Utara dengan kencangnya mulai meniup anak kera tersebut, kera kecil langsung berpegang erat di pohon tersebut sehingga sulit bagi sang Angin untuk menjatuhkannya.
Kini tiba giliran Angin Selatan, dengan pelannya ia meniup si kera tersebut.
"Ha..ha.. dengan angin kencang saja ia tidak bisa jatuh bagaimana dengan tiupan seperti itu" ejek Angin Utara.
Angin Selatan diam saja, ia terus meniup dengan angin sepoi-sepoi sehingga tampak anak kera tersebut menjadi mengantuk, dan tak lama kemudian si anak kera tersebut tertidur dan jatuhlah ia ke tanah.
"Terkadang kelembutan dan pendekatan justru lebih mampu memecahkan persoalan dibandingkan kekerasan dan penekanan yang berlebihan"
Kecerdasan emosi merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam kehidupan, saya sendiri memiliki pengalaman ketika bersekolah dahulu, banyak dari teman saya yang notabene "orang-orang pintar" dengan nilai pelajaran ilmu logika dan matematika yang lumayan, juga ada teman-teman saya yang "biasa-biasa" saja namun dalam pergaulan sangat baik sekali. Dan ternyata sekarang banyak dari teman-teman saya yang"biasa-biasa" saja itu jauh lebih sukses dari mereka yang ber"IQ" tinggi, meskipun hal ini tidak dapat dijadikan alasan sepenuhnya tetapi setidaknya dapat kita ambil kesimpulan ternyata "IQ tinggi" saja tidak cukup tetapi diperlukan "EQ tinggi" agar kesuksesan hidup dapat dicapai.
EQ atau kecerdasan emosi sangat berperan penting terhadap apa yang akan kita capai, berikut ini ada beberapa ciri-ciri orang yang ber-EQ rendah dan semoga kita dapat menghindari sifat ini sehingga kita dapat melaju sukses dalam kehidupan.
Ciri-ciri EQ rendah:
- Cenderung egois, berorientasi pada kepentingan sendiri dan kepuasan pribadi terkadang merasa puas bila mampu menghina atau mengalahkan orang lain. semakin bingung, semakin panik orang lain semakin senanglah ia. Orang-orang seperti ini biasanya menciptakan rasa kemenangan dengan membuat penderitaan atau kesulitan orang lain.
- Pendengar yang buruk, lebih suka berbicara, senangnya interupsi dan sangat menyukai perdebatan, baginya saya selalu benar. padahal Tuhan telah mengaruniakan kita satu mulut dan dua telinga sebagai bukti kalau kita diperintahkan untuk lebih banyak mendengar.
- Negatif di mata orang banyak, biasanya orang yang ber EQ rendah memiliki penilaian negatif di lingkungan sekitarnya, hampir setiap orang tidak menyukainya.
- Melihat masalah dari pikiran, bukan perasaan, biasanya mereka terlalu kaku dalam menegakkan aturan, banyak hal yang tidak prinsipil dibahas terlalu detail sehingga menimbulkan konflik yang tidak perlu.
- Merasa tidak aman dan sulit menerima kesalahan diri, sulit meminta maaf secara tulus sebaliknya sulit menerima keberhasilan orang lain.
Berpikir positif menghasilkan emosi positif
Posted by Super baby Labels: Karier, Kesuksesan, PerilakuSeorang ibu memiliki dua orang anak; yang satu bekerja sebagai penjual payung dan yang satu bekerja sebagai penjual eskrim, setiap tahun sang ibu menangisi anaknya karena ia merasa ketika musim hujan datang maka anaknya yang berjualan eskrim tentunya akan kesulitan menjajakan dagangannya dan ketika musim kemarau tiba ia meratapi nasib anaknya yang berjualan payung karena akan sulit menjajakan payung di musim kemarau.
Persepsi negatif kita terhadap suatu hal akan membuat kita memandang segala sesuatu dari sisi negatif dan tentunya akan mempengaruhi emosi dan sikap kita selanjutnya.
Seandainya sang ibu tersebut mau berpikir positif tentunya setiap tahun ia justru bahagia karena sesunggunhnya ketika musim hujan tiba tentunya sang anak penjual payung akan laku keras, begitu juga ketika musim kemarau tentunya anaknya yang berjualan eskrim akan menangguk untung. begitulah cara kita seharusnya menghadapi persoalan hidup ini, dengan kacamata positf thingking. Karena sesungguhnya yang menggerakkan kita adalah perasaan-perasaan positif tersebut sehingga apapun rintangan dan tantangan akan mudah kita hadapi.
Be emotionally intelligent! Positive thinking!
Pernah mendengar kisah seorang bapak yang menuntun keledai dengan anaknya?
Dahulu kala terkisah seorang bapak yang sedang menaiki keledai bersama anaknya kemudian mereka melewati sebuah perkampungan, bertemulah mereka dengan sekumpulan orang yang sedang asyik minum di sebuah kedai.
"Alangkah kejamnya mereka! keledai itu mereka naiki berdua!"
Demi mendengar perkataan orang tersebut sang ayah berkata,"Nak kamu saja yang naik, ayahmu tidak enak mendengar perkataan orang tadi"
Berjalanlah mereka dengan sang ayah berjalan disamping sambil menuntun kedelai yang dinaiki oleh anaknya.
Tanpa terasa mereka melewati kerumunan orang di pasar, berkatalah salah satu dari mereka'
"Lihat, anak yang durhaka, si ayah disuruhnya berjalan sementara ia asyik menaiki keledainya!"
Demi mendengar hal tersebut sang anak berkata,"Ayahku lebih baik ayah saja yang duduk disini biarlah aku berjalan saja"
Berlanjutlah perjalanan mereka, tak lama kemudian mereka melewati sekumpulan ibu-ibu yang sedang sibuk mencuci di sungai.
"Lihatlah, Ayah yang kejam, dia asyik menaiki keledainya sementara anaknya disuruhnya jalan!"
"Nak lebih baik kita tidak usah menaiki keledai ini mungkin kita tuntun saja" sang ayah berkata kepada anaknya sambil turun dari punggung keledai tersebut.
Tak berapa lama sampailah mereka ke tempat tujuan, ke rumah kerabatnya.
"Apakah kalian menuntunnya dari rumah sampai kesini? alangkah bodohnya kalian mengapa kalian tidak menaiki saja keledai ini, tampaknya ia cukup kuat"
Sebuah hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa lakukanlah menurut kita yang terbaik harus kita lakukan kalaupun ada kritik ataupun pendapat dari banyak orang perhatikan bahwa tidak semua pendapat itu harus kita ikuti karena tidak semua orang memiliki pandangan yang sama..
Di suatu lomba atletik seorang pelari dengan kesalnya mengatakan bahwa kekalahannya hari itu karena penonton yang begitu berisik dan ada salah satu pelari lain yang menyentuh tangannya ketika lomba.
"pasti ia sengaja, ingin rasanya saya memukulnya, karena itulah saya kalah!"
Sang pelatih yang mendengarnya memanggilnya
"kemarilah akan saya tunjukkan sesuatu.."
kemudian sang pelatih menggambar sebuah garis di pasir.
" seandainya garis ini adalah garis dari lawanmu, coba bagaimana caramu agar garis lawanmu ini menjadi lebih pendek?"
dengan semangat pelari tersebut mengatakan" Itu sangat mudah! saya akan menghapus garis lawan ini" sambil menghapus sebagian garis tersebut sehingga menjadi lebih pendek.
Sang pelatih dengan tenang berkata "itulah masalahmu, di setiap kompetisi yang kamu fokuskan adalah 'bagaimana memperpendek' atau menjatuhkan lawan bukan 'memperpanjang garismu', seharusnya panjangkan garismu dan tentunya garis lawanmu akan menjadi lebih pendek"
Menghadapi persaingan ada bebearap tips yang dapat kita pertimbangkan :
1. Apakah kelebihan dari pesaing kita? pikirkanlah apa kelebihan mereka terhadap kita dan akuilah!
2. Kemudian tanyakan pada diri kita apakah kelebihan yang mungkin kita miliki dibanding pesaing kita? kelebihan itulah yang harus kita tingkatkan bukan mencari kelemahan lawan.
3. Tanyakan pada diri kita sejauh mana kelebihan pesaing kita dapat meningkatkan kinerja kita untuk mencapai hal yang lebih baik.
Ingat! satu-satunya cara untuk mengalahkan pesaing kita adalah membuat kemampuan kita menjadi lebih baik dan tak tertandingi!
Tanya: Mengapa seringkali saya hanya melalui wawancara yang sangat singkat
(tidak sampai lima menit) dan akhirnya tidak diterima? (Ok)
Jawab: Hmm... kata orang, lima menit pertama adalah kunci terpenting dalam suatu wawancara. Kesan, dugaan dan prasangka pewawancara terbangun saat itu. Mereka mengandalkan insting, pencerapan indrawi dan kesan pertama untuk menilai anda. Dan, itu biasanya menancap benar pada benak mereka sehingga tanpa disadari jalannya wawancara berlangsung di atas rel praduga tersebut.
Bila anda melakukan suatu kesalahan pada lima menit pertama, anda harus membalik keadaan itu dengan bersusah payah.
Apa yang terlihat pada lima menit pertama? Apa yang dijadikan sumber penilaian pewawancara pada lima menit pertama? Ya, penampilan! Sama seperti saat kita hendak membeli sayuran di supermarket. Pandangan kita langsung jatuh tertarik pada sayuran yang menampilkan kesegaran alami. Sayur yang layu dan kusam pasti kita tinggalkan begitu saja. Yang ingin dilihat oleh pewawancara adalah sebuah penampilan yang segar. Coba perhatikan bagaimana anda menampilkan diri. Segar bukan berarti harus cantik, karena kesegaran cerminan dari apa yang ada dalam diri anda.
Pertama, perhatikan bagaimana sinar wajah anda. Apakah anda bisa menemukan sorot mata yang sejuk, namun ada setitik binar di sana? Kemudian perhatikan bagaimana anda tersenyum. Kemanakah arah lengkung ujung garis bibir anda?
Datar saja?
Tertarik ke atas?
Atau tertekan ke bawah?
Bagaimana pula kekuatan tarikannya?
Penuh menarik ke samping?
Atau agak malas, sehingga senyum anda tampak ala kadarnya. Jangan lupa perhatikan tarikan alis anda.
Ini biasanya berpengaruh pada sorot mata anda. Coba tanyakan pada diri anda sendiri, apakah wajah anda sudah menampilkan sebuah optimisme, rasa percaya diri, ketulusan dan juga kerendahan hati? Sekali lagi, jangan tertipu dengan kecantikan. Anda bisa menyempurnakannya dengan berbagai polesan kecantikan, namun kekuatan utama adalah sinar dari dalam diri anda sendiri.
Kedua, perhatikan bagaimana busana yang anda kenakan. Tidak harus mahal dan baik. Yang paling utama adalah rapi, sopan, praktis dan profesional.
Beberapa wanita mengenakan jilbab. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyesuaikannya agar tidak menimbulkan kesan merepotkan dan menghambat gerak anda. Persiapkan busana anda sebaik-baiknya.
Ketiga, perhatikan bagaimana anda bergerak dan bersikap. Mulai dari, berjalan, duduk, berjabatan tangan, berdiri, membungkukkan badan, dan seluruh gerak anda. Meski anda harus menguasai gerak tubuh anda, namun yang terbaik adalah anda bersikap lepas dan tidak tertekan. Istilahnya: biasa saja. Seluruh gerak anda harus tangkas, cukup sigap, tegap, praktis, sopan, tidak salah tingkah, mantab, dan energetik. Keloyoan, ogah-ogahan, "kemayu"
(eh... apa sih bahasa Indonesianya kemayu?) tidak laku di sini. Sekali lagi yang anda "jual" adalah semangat dan kesegaran.
Keempat, perhatikan tata bahasa, ucapan, suara dan tekanan suara anda.
Pilihlah dengan cermat kalimat sapaan dan pembuka yang baik.
Perhatikan bagaimana anda mengucapkannya. Pilihlah kalimat basa-basi yang terpilih.
Ketika anda berada di sana, segera temukan sesuatu yang menarik dari perusahaan tersebut. Misal, orang-orang yang energik, taman yang tertata rapi, kantor yang sejuk, atau apa saja, sebagai bahan berbasa-basi. Ini menunjukkan bahwa anda mempunyai pemikiran yang cukup positif dalam menyikapi sesuatu yang baru.
Terakhir, bersikaplah nothing to loose. Jadilah diri anda sendiri. Jangan bebani diri anda sebegitu berat. Anda memang harus berusaha, namun kesabaran adalah obat penawar yang baik. Mintalah bantuan moral dari orang tua, saudara dan sahabat-sahabat anda. Serahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa, tugas kita adalah mengerjakan semua itu sebaik-baiknya.
Bulan kedua saya di sekolah perawat, profesor kami memberikan sebuah pertanyaan yang sangat mengejutkan. Waktu itu kami sedang menghadapi ujian.
Saya adalah murid yang tekun, maka tak heran bila mudah sekali bagi saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada ujian tersebut, hingga ke pertanyaan terakhir saya membaca demikian:
"Siapakah nama depan wanita petugas kebersihan sekolah ini?"
Menurut saya, ini pasti sebuah lelucon saja. Saya memang pernah beberapa kali melihat wanita yang dimaksud. Tubuhnya tinggi, rambutnya gelap, dan umurnya sekitar 50-an, tetapi bagaimana saya bisa tahu namanya? Saya menyerahkan kertas ujian dengan membiarkan pertanyaan terakhir itu kosong.
Tiba-tiba, sesaat sebelum ujian usai, sesorang murid bertanya, apakah pertanyaan terakhir itu diperhitungkan dalam penilaian ujian tersebut?
"Tentu saja," jawab sang profesor. "Dalam karier anda, anda akan menjumpai banyak orang. Mereka semua adalah orang-orang penting. Mereka berhak mendapatkan perhatian kalian, meskipun sekedar tersenyum dan menyapa "halo".
Saya tak pernah melupakan pelajaran ini. Saya pun akhirnya selalu teringat,
namanya: Dorothy.
Bahkan ketika sebuah goal tercipta, mereka harus segera kembali berlaga. Kepuasan itu hanya sempat dirayakan tak lebih dari beberapa detik saja. Apakah sebelum goal kemenangan tercipta sebelas pemain itu dalam keadaan tertekan, dan penuh ketidakpuasan?
Di sebuah rumah tinggallah sepasang suami-istri, kehidupan rumahtangga mereka tampaknya sangat tidak nyaman, sang suami merupakan karakter suami yang temperamental. Apa saja kesalahan sang istri akan membuatnya kesal dan marah-marah sehingga sang istri merasa begitu tertekan.
Setiap hari begitu banyak tugas yang harus dikerjakan oleh sang istri, bahkan sang suami dengan sengaja menulis daftar pekerjaan yang harus dikerjakan oleh sang istri, mulai dari memasak, mencuci dan lain-lainnya. bulan demi bulan berjalan, begitu lelahnya sang istri yang mengerjakan tugas rumah tangganya dengan berat hati dibawah bayang-bayang kekerasan suaminya.
Suatu hari tiba-tiba sang suami sakit keras, dan akhirnya meninggal dunia, tinggallah sang istri sendiri.
Tidak beberapa lama sang istri akhirnya mendapatkan suami yang baru. Ia begitu bersyukur mendapatkan suami yang jauh lebih baik dari suami sebelumnya, hari-hari berlalu dengan penuh kebahagian dan tidak beberapa lama kemudian merekapun dikaruniai seorang bayi kecil yang lucu, dan bertambahlah tugas sang istri untuk merawat bayi tersebut.
Hingga pada suatu petang saat sang istri sedang membersihkan kamarnya, secara tidak sengaja ia menemukan daftar pekerjaan yang pernah dibuat oleh suaminya terdahulu.
Saat dibacanya ternyata apa yang dikerjakannya sekarang justru lebih banyak dari daftar tersebut bahkan ditambah dengan keharusan untuk merawat anaknya, tetapi justru sekarang dirasakannya bahwa pekerjaannya lebih ringan karena ia bekerja dengan senang hati tanpa terbebani.
Bila kita mengerjakan sesuatu terkadang kita merasa terbebani dan akhirnya menjadikan produktivitas kerja kita menurun.
Bahwa berat-ringannya pekerjaan tidak ditentukan oleh sedikit atau banyaknya pekerjaan itu tetapi apa motivasi kita dan perasaan kita ketika mengerjakan hal tersebut...
Kesimpulannya adalah kendalikan emosi kita dan carilah motivasi atau alasan yang membuat kita melaksanakan pekerjaan kita dengan lebih nyaman.
Kesuksesan tidak mendatangi anda. Andalah yang harus menemui-nya. Terserah anda sendiri apakah mau membuka pintu diri anda untuk suatu kesempatan. Kesempatan emas yang anda cari-cari berada di dalam diri anda sendiri. Tidak tergantung pada lingkungan anda, atau keberuntungan, atau pertolongan orang lain.
Semua itu ada di dalam diri anda sendiri.
Anda bisa memulai dimanapun anda berada setiap saat. Rumput di kejauhan mungkin tampak lebih hijau, namun kesempatan itu tepat berada dimana anda berada. Ketika kesempatan itu muncul, ambillah keuntungan darinya.
Anda tidak memerlukan lebih banyak kekuatan, atau lebih besar kemampuan, atau lebih luasnya kesempatan. Yang anda perlukan adalah menggunakan apa yang anda miliki sekarang. Belajarlah untuk menangkap kemujuran, yang selalu berada di sekeliling anda. Setiap situasi yang dipandang dengan baik adalah kesempatan.
Sebuah kisah nyata, tentang William Henry Harrison, presiden Amerika ke-9. Waktu itu William kecil memiliki pertunjukan yang aneh, hari itu ia pergi ke sebuah taman yang saat itu ramai dikunjungi oleh orang-orang. Pada waktu itu banyak yang berpikir bahwa William kecil itu begitu dungunya, apa pasal? oh ternyata ketika orang-orang memberikan pecahan uang dollar ia selalu mengambil hanya pecahan 1 dollar meskipun pada waktu itu banyak yang memberikan pecahan 5, 10 dollar namun ia menolaknya dan tidak menggubrisnya.
Orang-orang pun merasa begitu bodohnya si William itu, dan banyak orang yang mencoba menguji kebodohannya, dan ternyata memang setiap uang yang dilemparkan ke arahnya, si William kecil hanya mengambil pecahan 1 dollar saja!.
Hingga suatu hari, lewatlah guru William disana dan mencoba menjelaskan kepada William
"William, uang 10 dollar itu lebih besar dari 5 dollar, dan 5 dollar itu lebih besar dari 1 dollar"
"Saya tahu Bu guru, tetapi kalau saya mengambil selain 1 dollar maka tidak ada lagi yang aneh pada diri saya, lihatlah mereka justru senang dengan perilaku saya dan terus mencoba memberikan uang dan sayapun senang"
Ada pelajaran menarik disini, bahwa Ia mungkin terlihat bodoh tetapi justru kecerdasan emosinya membuatnya tidak memperdulikan dirinya ditertawakan orang, namun sebenarnya justru ia sedang menertawakan kebodohan orang lain.
Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata Ayah kepada anaknya, "Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu
dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai, tahukah kamu dimana air ? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."
Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin
gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Dimanakah air ?"
Jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu,
sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati."
Apa arti cerita tersebut bagi kita ?
Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari
kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.....
Kehidupan dan kebahagiaan ada di sekeliling kita dan sedang kita jalani,
sepanjang kita mau membuka diri dan pikiran kita, karena saat untuk berbahagia adalah saat ini, saat untuk berbahagia dapat kita tentukan.
"Being happy can be hard work sometimes, it is like maintaining a nice
home, you've got to hang on to your treasures and throw out the garbage."
"Being happy requires looking for the good things. One person sees the beautiful view and the other sees the dirty window, choose what you see and what you think."
"Right here, right now, from here until tomorrow"
Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak Sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.